Heboh 7 keajaiban dunia (new 7 wonder)

Dimulai dengan adanya ‘kompetisi’ pemilihan tujuh keajaiban dunia yang diadakan (secara inisiatif pribadi) oleh Bernard Weber memunculkan banyak reaksi keras terutama dari UNESCO, yang langsung menanggapinya bahwa UNESCO tidak memiliki hubungan apapun dalam pemilihan tersebut. Selain tanggapan dari UNESCO, muncul reaksi dari beberapa negara yang memiliki keajaiban dunia namun tidak termasuk dalam daftar tujuh keajabian dunia yang dihasilkan dari pemilihan tersebut, sebut saja Mesir yang memiliki Piramid.

Pemerintah Indonesia pun tidak ketinggalan, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata menuding Pemerintah Daerah bertanggungjawab atas hal ini.

Menurut pendapat saya, hal ini sebetulnya tidak perlu dihiraukan, karena sistem pemilihan tujuh keajaiban dunia ini hanya berdasarkan voting layaknya sebuah acara talent show (AFI, Indonesian Idol ,KDI dsb). Amat sangat tidak layak apabila kebesaran peninggalan sejarah hanya ditentukan dari sebuah voting. Harus ada kriteria-kriteria tertentu (secara ilmiah dan obyektif) untuk menilainya. Dalam hal ini saya rasa UNESCO adalah badan internasional yang paling berhak untuk melakukan pemilihan, proses penilaiannya pun amat valid dan tidak sembarangan.

UNESCO sendiri tidak terpaku pada patokan jumlah keajaiban dunia adalah 7 (tujuh). UNESCO hanya memberikan istilah “World Heritage” (peninggalan -sejarah/kebudayaan- dunia). Daftar peninggalan dunia yang telah diakui oleh UNESCO bisa dilihat disini. Indonesia sendiri memiliki 7 peninggalan sejarah/kebudayaan yang diakui, baik itu buatan manusia maupun terbentuk oleh alam, termasuk Borobudur.

Kesimpulannya, Pemerintah seharusnya tidak usah seperti kebakaran jenggot sampai menuding sana nuding situ, karena sebetulnya yang berhak melakukan penilaian adalah UNESCO, bukan yang lain, apalagi hanya hasil dari voting. Beres toh!

.. gitu aja kok repot! …

BTW, FYI, kalo kita ambil rujukan dari wikipedia, Borobudur memang tidak masuk dalam 7 keajaiban dunia. Pada beberapa situs lainnya pun tidak semuanya mencantumkan nama Candi Borobudur, malah pada situs wonderclub.com, Borobudur dianggap sebagai keajaiban yang terlupakan “The Forgotten Wonders“. Seperti juga pada situs dari profesor teknik sipil University of South Florida, Borobudur ditempatkan pada kategori Forgotten Wonder bersama beberapa peninggalan bersejarah dunia lainnya. Yang masuk pada kategori ‘yang terlupakan’ ini biasanya adalah yang kurang dikenal oleh para sejarawan, arsitek dunia.

Setahu saya candi Borobudur memang tidak dikenal sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia pada literatur internasional, hanya kita saja bangsa Indonesia yang menyebutnya dalam buku-buku pelajaran di sekolah-sekolah sebagai ‘Tujuh Keajaiban Dunia’ (versi indonesia).

Update!
Sepertinya Pengelola Candi Borobudur jauh lebih ‘pintar dan cerdas’ menanggapi hal ini ketimbang orang-orang pusat.

baca juga:
Priyadi – Kontroversi ‘New Seven Wonders of the World’

Powered by ScribeFire.