Koprol tanpa Kurator?

koprol bukanlah foursquare, kebayang kan gimana jadinya kalau nggak ada yg namanya kurator di koprol?

foursquare bagi saya sudah menjadi tempat “sampah”.  Sampah venue, orang bisa sesuka hati, sak enake udhele dhewe (ya iya masak udhel orang lain) bebas meng-create sebuah venue, ada kamar kost, kamar mandi, toilet… WTF!

Yang sering bikin jengkel justru venue yang nggak tepat petanya, asal nge-create tapi nggak diseting lokasinya di peta dengan benar, dan satu nama venue jumlahnya bisa puluhan! la kan bingung jadinya kalo mo check-in pilih yang mana!

Udah nggak kehitung lagi deh venue yang geje-geje itu, sedangkan dari pihak foursquare sendiri tidak menyediakan feature untuk melaporkan venue yang asal-asalan itu, ujung-ujungnya ya NYAMPAH!

Beda dengan koprol, dengan adanya kurator, places yang ada di koprol lebih terarah, tepat dan terkontrol, ya walaupun masih ada juga lokasi yang aneh-aneh, yang biasanya di-approve oleh kurator yang tidak bertanggung jawab, atau mungkin kuratornya lagi mabok… piss! :p

Menjadi seorang kurator di koprol saya pikir sudah ada semacam kewajiban moral untuk turut menjaga “kebersihan” koprol, melakukan cek dan ricek sebelum menyetujui sebuah lokasi yang ditambahkan oleh koprolers

Negatifnya, bagi yang nggak sabaran bakal manyun nyungsep berguling guling kalo place yang dia bikin nggak/belum di approve oleh kurator 🙂

Desain sistem koprol turut menyumbang ketidak nyamanan ini, karena kurator tidak dapat memilih/melihat daftar permintaan lokasi sesuai keinginan kurator. Daftar lokasi yang dapat di review oleh kurator nongol secara random dan terbatas sebanyak 5 lokasi saja.

Anehnya, menurut saya, seharusnya daftar lokasi yg dapat di review oleh kurator di sesuaikan dengan lokasi di mana kurator itu berada. Saya sering melihat daftar lokasi yang berada di luar kota Malang, bahkan luar pulau. Walaupun datanya lengkap (nama jalan, nomor telepon, email dsb) saya tidak berani memberikan persetujuan untuk meng-approve permintaan penambahan lokasi tersebut.  Daripada salah, saya skip! 🙂

ulasan lain tentang kurator dan koprol

10 responses to “Koprol tanpa Kurator?

  1. sedari awal memang koprol sudah menyadari soal sampah places seperti yg ada di foursquare sekarang, mungkin itu yang membuat mereka terlambat booming dari foursquare, karena approval sistem yang ‘lambat’ dan jaman belum ada kurator macam sekarang.

    disisi lain, foursquare sebetulnya punya fitur seperti kurator, merek menyebutnya dengan super user, termasuk fitur pelaporan untuk multiple venue/places termasuk yang salah peta. sayangnya sih belum banyak foursquare super user di indonesia 😀

    Suka

Tinggalkan komentar